Rabu, 30 April 2008

liverpool


LIVERPOOL FC

Dengan rekor juara Premier League 18 kali dan lima kali kampiun ajang tertinggi Benua Biru, Liga Champions, tidak ada yang menyangsikan kesaktian Liverpool. Era pemain bintang yang menghiasi Anfield selalu datang tahun demi tahun. Semua masih ingat bagaimana John Barnes dan Ian Rush membawa kejayaan pada musim 1988 dan 1990.

Disusul kemudian era Robbie Fowler dan Michael Owen, yang menjadi kebanggaan klub pada pertengahan 1990-an. Nakhoda asal Prancis, Gerard Houllier yang mengambil alih posisi kepelatihan Roy Evans pada Juli 1998 mencoba kembali merajut era kejayaan The Reds.

Kehadiran ikon klub, Steven Gerrard sedikit banyak berperan membantu Houllier mencapai kejayaan, termasuk musim 2001 ketika meraih Piala FA dan Piala UEFA. Kedatangan Harry Kewell dan bintang Irlandia Steve Finnan mendorong Liverpool mendapai peringkat keempat Premier League musim 2003-2004.


Kepergian Houllier digantikan pelatih asal Spanyol Rafael Benitez seperti sebuah suntikan darah baru bagi The Reds. Di bawah Rafael Benitez, muncul terminologi Rafalution, merujuk pada revolusi yang dilakukannya, termasuk dengan membawa darah-darah muda asal tanah Mediterania seperti kiper Jose Reina atau bek Arbeloa, gelandang Xabi Alonso dan terakhir striker nomor wahid Spanyol Fernando Torres.

Rafa sudah menyumbangkan gelar Liga Champions musim 2005 lewat final dramatis lawan AC Milan di Istanbul. Sensasi final Liga Champions diulanginya musim 2007 meski kali ini takluk dari AC Milan. Bersama tombak baru Torres, Rafa digadang-gadang bisa melanjutkan Rafalution jilid II-nya.

Tidak ada komentar: